Senin, 26 Januari 2015

Smart City

Smart City


          Smart City didefinisikan sebagai kota yang mampu menggunakan SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern (Information and Communication Technology) untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat. 

       Konsep Smart City merupakan konsep yang telah melalui penyempurnaan-penyempurnaan dari konsep yang telah terlebih dahulu berkembang dengan menambal kekurangan-kekurangan yang ada dan mempertimbangkan aspek-aspek yang mungkin belum ada pada konsep-konsep berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang telah muncul sebelumnya. Konsep ini pada akhirnya tidak hanya mendasarkan pembangunan dan pengelolaan kota dalam dimensi teknologi, namun juga mencakup dimensi manusia dan dimensi institusional

          Sehubungan dengan sedang berkembangnya konsep Smart City, pemahaman terhadap konsep Smart City ini belum jelas dan konsisten. Kota-kota yang disebut Smart City pada awalnya memiliki terobosan baru dalam penyelesaian-penyelesaian masalah di kotanya, yang kemudian sukses meningkatkan performa kotanya. Pada umumnya, pembangunan kota-kota ini menuju Smart City diawali dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang biasanya bersifat parsial, pada masalah-masalah prioritas. Sebagai contoh, Kota Amsterdam yang mendasarkan penggunaan TIK untuk mengurangi polusi, atau Kota Tallim, sebagai ibukota Estonia yang memulai pengelolaan kota yang cerdas dari segi pemerintahannya dengan e-government dan menggunakan smart ID card dalam pelayanan bagi penduduknya, maupun Kota Songdo di Korea Selatan yang mendasarkan pengembangan kota berbasis TIK untuk mengembangkan Songdo sebagai pusat bisnis internasional.

Smart city dapat didefinisikan menjadi 6 dimensi, yaitu:
  1. Smart Goverment (Pemerintahan Pintar)
  2. Smart Economy (Ekonomi Pintar)
  3. Smart Live (Hidup pintar)
  4. Smart Living (Lingkungan pintar)
  5. Smart People (Orang/Masyarakat Pintar)
  6. Smart Mobility (Mobilitas pintar)

Pengertian 6 Sumbu Utama Smart City
  1. Ekonomi pintar (inovasi dan persaingan) : maksudnya ini adalah semakina tinggi inovasi-inovasi baru yang ditinkatkan maka akan menamnabah peluang usaha baru dan mningkatkan persaingan pasar usaha/modal.
  2. Mobilitas pintar (transportasi dan infrastruktur) : Pengelolaan infrastruktur kota yang dikembangkan di masa depan merupakan sebuah sistern pengelolaan terpadu dan diorientasikan untuk menjamin keberpihakan pada kepentingan publik.
  3. Masyarakat pintar (kreativitas dan modal sosial) : Pembangunan senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi (economic capital), modal manusia (human capital) maupun modal sosial (social capital). Kemudahan akses modal dan pelatihan-pelatihan bagi UMKM dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mereka dalam mengembangkan usahanya. Modal sosial termasuk elemen-elemennya seperti kepercayaan, gotong royong, toleransi, penghargaan, saling memberi dan saling menerima serta kolaborasi sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berbagai mekanisme seperti meningkatnya rasa tanggungjawab terhadap kepentingan publik, meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat kejahatan
  4. Lingkungan pintar (keberlanjutan dan sumber daya) : lingkungan pintar itu berarti lingkungan yang bisa memberikan kenyamanan,Keberrlanjutan sumber daya,keindahan fisik maupun non fisik, visual maupun tidak,bagi masyarakat dan publik.lingkngan yang bersih tertata, RTH yang stabil merupakancontoh dari penerapan lingkungan yang pintar.
  5. Cerdas hidup (kualitas hidup dan kebudayaan) : Berbudaya, berarti bahwa manusia memiliki kualitas hidup yang terukur (budaya). Kualitas hidup tersebut bersifat dinamis, dalam artian selalu berusaha memperbaiki dirinya sendiri. Pencapaian budaya pada manusia, secara langsung maupun tidak langsung merupakan hasil dari pendidikan. Maka kualitas pendidikan yang baik adalah jaminan atas kualitas budaya, dan atau budaya yang berkualitas merupakan hasil dari pendidikan yang berkualitas.
  6. Pemerintahan yang cerdas (pemberdayaan dan partisipasi). : Kunci utama keberhasilan penyelengaraan pemerintahan adalah Good Governance. Yaitu paradigma, sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas ditambah dengan komitmen terhadap tegaknya nilai dan prinsip “desentralisasi, daya guna, hasil guna, pemerintahan yang bersih, bertanggung jawab, dan berdaya saing”.

    Enam dimensi itu berhubungan dengan teori regional dan neoklasik pertumbuhan dan pembangunan perkotaan tradisional. Secara khusus, dimensi tersebut didasarkan pada daya saing masing-masing daerah, seperti transportasi, ICT, ekonomi, sumber daya alam, social, pemerintahan, dan lain-lain.

Konsep smart city:

  1. Sebuah kota berkinerja baik dengan berpandangan ke dalam ekonomi, penduduk, pemerintahan, mobilitas, lingkungan hidup
  2. Sebuah kota yang mengontrol dan mengintegrasi semua infrastruktur termasuk jalan, jembatan, terowongan, rel, kereta bawah tanah, bandara, pelabuhan, komunikasi, air, listrik, dan pengelolaan gedung. Dengan begitu dapat mengoptomalkan sumber daya yang dimilikinya serta merencanakan pencegahannya. Kegiatan pemeliharaan dan keamanan dipercayakan kepada penduduknya.
  3. Smart city dapat menghubungkan infrastuktur fisik, infrastruktur IT, infrastruktur social, dan bisnis infrastruktur untuk meningkatkan kecerdasan kota.
  4. Smart city membuat kota lebih efisien dan layak huni
  5. Penggunaan smart computing untuk membuat smart city dan fasilitasnya meliputi pendidikan, kesehatan, keselamatan umum, transportasi yang lebih cerdas, saling berhubungan dan efisien.

Tujuan Smart City

       Tujuan dari konsep smart city ini adalah untuk mengatasi berbagai karakteristik inovasi ekosistem oleh semua gagasan smart city diantaranya menjadi kota hijau, saling berhubungan, terpadu untuk semua lapisan dan bentuk kota. Perencanan smart city menggunakan model referensi untuk menentukan konsep tata letak kota yang cerdas dan berkarakter. Smart city ini pada intinya memiliki 6 dimensi yaitu ekonomi yang cerdas, mobilitas cerdas, lingkungan pintar, orangnya cerdas, cerdas dalam hidup dan akhirnya pemerintahan yang cerdas pula. Konseptual Smart city dapat digunakan juga untuk evaluasi kemampuan inovatif pererencanaan kota. Selain itu model ini juga dapat untuk sinkronisasi dan pengoptimalan kota investasi dalam ekonomi dan broadband.
            Tujuan utama dari pembangunan sebuah “Kota Pintar” (Smart City) adalah bagaimana kita melestarikan lingkungan, meningkatkan daya saing ekonomi dan membangun masyarakat yang madani. Institut investasi Indonesia (3i) bersama Federasi Pembangunan Perkotaan Indonesia (FePPI), Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) berkepentingan untuk memulai kampanye pembangunan perkotaan di Indonesia agar menjadi lebih cerdas dan lebih sukses, sebuah “Kota Pintar” yang mampu mendukung masyarakatnya untuk hidup makmur, adil dan sejahtera.

Contoh Fasilitas Kota Berkonsep Smart City 

         Teknologi modern serta perencanaan kota yang ramah lingkungan telah menghasilkan sejumlah inovasi baru. Banyak kota besar di dunia berusaha meningkatkan keseimbangan secara berkelanjutan, yang akan menjadi daya tarik kota itu sendiri. Berbagai macam inovasi berkembang ke berbagai unsur layanan kota pintar. Berikut adalah contoh dari fasilitas kota dengan konsep “Smart City”:
  • Perumahan dan Gedung Perkantoran

      Untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dalam pengoperasian bangunan dan konstruksi, di beberapa kota telah dilakukan perbaikan pada infrastruktur serta sertifikasi bangunan untuk mengurangi penggunaan listrik dan air. Penggunaan “smart metering” dan “smart building” teknologi membantu memaksimalisasi kontrol penggunaan.Pengaturan kode etik dalam proses pembangunan, standarisasi dan sertifikasi adalah salah satu cara penting untuk menciptakan bangunan yang ramah lingkungan. Banyak kota telah menjalankan program pengawasan kodeetik dan standar dalam proses pembangunan dan renovasi gedung.
  • Pengelolaan sumber daya alam

          Dalam hal pasokan dasar sumber daya alam, banyak kota yang bekerja keras untuk mengurangi intensitas karbon dari energi yang digunakan masyarakat serta meningkatkan efektifitas, efisiensi pasokan dan jaringan distribusi.Berbagai sumber energi terbarukan seperti energi tenaga air, angin, sampah, ombak, matahari, dan panas bumi akan menjadi sumber energi penting. Pada tahun 2010, lebih dari 100 negara telah menetapkan target untuk energi terbarukan, naik dari hanya 55 negara pada tahun 2005. Sampai tahun 2020 penggunaan energi terbarukan ditargetkan sekitar 15% hingga 25%, tetapi ada beberapanegara sudah melampaui target ini.

  • Kesehatan dan keselamatan
        Teknologi informasi dan telekomunikasi secara inovatif telah mengubah kemampuan kota untuk menyediakan.pelayanan kesehatan jarak jauh kepada masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di panti jompo dan daerah terpencil.Penerapan teknologi modern merupakan bagian terpenting dari proyek ini.Beberapa pasien dilengkapi dengan perangkat yang dapat mengukur tekanan darah dan glukosa darah secara otomatis, menggunakan sebuah televisi “set-top box” yang berfungsi sebagai computer yang mampu meng-upload hasil tes ke Service Center Telecare. Para perawat kemudian menganalisa hasil diagnosa tersebut dan merekomendasikan perawatan yang diperlukan.Salah satu manfaat dari program ini adalah bahwa pasien tidak harus meninggalkan tempat tinggalnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
  • Pendidikan dan budaya

      Model pelayanan pendidikan pada kota pintar (Smart City) baik negeri maupun swasta, diterapkan terutama menggunakan teknologi modern. Termasuk penyediaan fasilitas untuk kegiatan rekreasi dan kebudayaan seperti :musik, teater, olahraga dan kegiatan rekreasi lainnya. Tidak kalah pentingnya, pendidikan dalam konteks Kota Pintar (Smart City) adalah kebutuhan untuk melibatkan masyarakat dalam proses pendidikan, dimana akan terjadi perubahan perilaku untuk menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan keseluruhan aspek keberlanjutan dan kesehatan lingkungan kota.


Bagaimana Cara Membangun Smart City?

Berikut ini adalah beberapa faktor yang penting untukdipertimbangkan saat merencanakan sebuah kota menjadi Smart City:
  • Mendorong dan mengembangkan pola baru struktur kepemimpinan dan tata kelola kota.
          Kota dan para pelaku usaha harus dapat bekerjasama dalammemperjuangkan konsep Smart City, menyikapi tantangan dengan bijaksana untuk mendapatkan keberhasilan dalam melayani masyarakat. Pemimpin Kabupaten/Kota perlu kepercayaan dan dukungan dari mitra usaha; demikian juga sebaliknya, para pelaku usaha membutuhkan dukungan dari para pemimpin kota.
  • Bekerjasama dengan melibatkan semua pihak
          Untuk berhasil melaksanakan misi sebagai Kota pintar, Pemimpin Kabupaten/Kota harus dapat bekerjasama menyelaraskan kepentingan dan tujuan dari berbagai sektor, lembaga masyarakat, sektor swasta dan seluruh komponen masyarakat.
  • Membangun dan menggunakan infrastruktur pintar


      Pemimpin Kabupaten/Kota harus mulai menjajaki teknologi dan konsep infrastruktur yang modern, terintegrasi dan pintar. Dengan cara menghadiri konferensi dan pameran teknologi di seluruh dunia sehingga memiliki pengetahuan dan menimba pengalaman dari berbagai kota di negara lain sehingga akan lebih mudah untuk memulai inisiatif pembangunan kota pintar di daerahnya.
  • Mempersiapkan model pembiayaan yang mampu menjawab tantangan dan peluang ke depan


         Model standar pembiayaan investasi infrastruktur konvensional biasanya tidak memadai dalam membangun sebuah kota pintar, sehingga diperlukan model dan pendekatan baru. Misalnya, menggunakan tabungan dari teknologi dengan model jatuh tempo seperti smart meter, bisa mendanai penelitian teknologi lainnya dan pengembangan bersama berbagai bagian dari infrastruktur pintar.

         Dalam kebanyakan kasus, kemitraan publik-swasta akan dapat mendanai investasi infrastruktur yang dibutuhkan untuk merevitalisasi kota. Misalnya, 1990-2009, lebih dari 1.400 kemitraan publik-swasta, yang mewakili sekitar $ 350 miliar modal kerja, telah didirikan di seluruh Uni Eropa dalam mendukung pembanguan Kota Pintar.

       Pengelolaan kota bisa menjadi katalisator untuk menyatukan sektor publik dan swasta dalam membangun model pembiayaan dan managemen yang menghasilkan pola kemitraan yang lebih baik. Pendekatan ini membutuhkan inisiatif dan koordinasi dari semua pihak, baik pemerintah maupun pihak swasta. Koordinasi dan kerjasama yang baik dapat menyelaraskan kepentingan dan keseimbangan pembagian risiko di antara semua pihak.

Model Pembiayaan :

Untuk membangun dan mengembangkan sebuah kota konvensional menjadi Kota Pintar dapat menggunakan sumber pembiayaan sebagai berikut;
    • APBN dan APBD


       Sumber pendanaan ini merupakan pendanaan yang sudahdilakukan selama ini dalam membangun kota, yaitu dari Anggaran Pemerintah termasuk dari Anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang cukup terbatas, dengan pola perencanaan pembangunan tiap tahun dan dieksekusi pada tahun berikutnya. Kekurangan dari pola pendanaan ini adalah sulit menciptakan program pembangunan yang berkelanjutan.
    • Obligasi Daerah


         Pendanaan bersumber dari obligasi daerah merupakan pendanaan dengan melibatkan masyarakat untuk bisa menjadi shareholder pada pembangunan di kotanya. Sumber dana dari capital market yang cenderung memilki kemampuan sebagai sumber dana tanpa batas. Obligasi daerah bisa menjadi potensi pendanaan masa depan untuk mewujudkan Kota Pintar dengan melibatkan masyarakat dan pelaku bisinis di daerah untuk aktif sebagai shareholder.
    • Public Private Partnership (PPP)


                  PPP atau Kemitraan Pemerintah Swasta menjadi alternativependanaan yang cukup mudah diterapkan untuk pembangunankota, yaitu melibatkan swasta untuk membantu mendanai program-program pemerintah dengan diberikan hak kelola pada swasta dalam durasi konsesi kerjasama tertentu.

    • Foreign Direct Investment (FDI)


            Foreign Direct Investment adalah sumber pendanaan yang secara langsung datang dari investor asing, untuk mendanai program-program pembangunan perkotaan. FDI akan membutuhkan dukungan kemudahan administrasi dari Pemerintah Kota untuk mencairkan dana dari asing tersebut. FDI bisa untuk mendanai program pemerintah atau kerjasama langsung dengan swasta.

    • Specific Purposed Bonds (SPB)


                Specific Purposed Bonds juga merupakan sumber pendanaan masa depan yang sangat baik. Program pemerintah yang sangat besar misalnya membangun MRT (Mass Rapid Transport) atau membangun sistem transportasi massal yang memerlukan investasi yang sangat besar, dimana terjadi situasi Pemerintah tidak sanggup mendanai dan Swasta juga tidak berani mendanai, sehingga SPB bisa menjadi solusi dengan menerbitkan bonds/saham yang khusus untuk membangun MRT dan saham ditawarkan pada masyarakat. Masyarakat yang memahami arti penting adanya transport masal yang effektif di sebuah kota akan dengan senang hati akan membeli saham tersebut dan akan ikut aktif berpartisipasi agar program tersebut dapat terealisasi danterjaga dengan baik.


Referensi:

https://staff.blog.ui.ac.id/jp/2014/12/18/sistem-smart-city-jakarta/
http://etd.ugm.ac.id/index.phpmod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&file=343100.pdf&potongan=S2-2013-343100-chapter1.pdf&ftyp=potongan&tahun=2013
http://www.slideshare.net/PutuShinoda/putu-smartcity-22-feb-2014

Minggu, 25 Januari 2015

          Web service adalah konsep baru dalam sistem terdistribusi melalui Web yang menggunakan teknologi XML, dengan standar protokol HTTP dan SOAP. Konsep teknologi Web service muncul untuk mendukung sistem terdistribusi yang memiliki infrastruktur yang berbeda. Karena Web service menggunakan XML, maka teknologi ini dapat mendukung integrasi berbagai platform sistem dan aplikasi, baik infrastruktur intranet dan ekstranet. Dalam penelitian ini akan disusun oleh sebuah sistem informasi dengan menggunakan teknologi Web service menggunakan PHP dan NuSOAP yang diimplementasikan pada sistem pengelolaan distribusi barang di sebuah apotek yang memiliki beberapa cabang. Penelitian ini menghasilkan sistem informasi yang mampu mengintegrasikan aplikasi dan platform dari seluruh cabang.

Pendahuluan

               Konsep teknologi Web service muncul untuk mendukung sistem terdistribusi yang berjalan pada infrastruktur yang berbeda. SOAP (Simple Object Appication Protocol) dan beberapa teknologi yang didukung seperti WSDL (Web service Description Language) dan UDDI (Universal Description Discovery, and Integration) merupakan kombinasi dari XML (eXtensible Markup Language) yang dikirimkan melalui HTTP (HyperText Transport Protocol) Dengan adanya kombinasi dari XML dan HTTP, Web service yang berbasiskan XML sangat mungkin untuk diimplementasikan sehingga menjanjikan banyak kemudahan dan perbaikan dalam mendukung integrasi berbagai platform sistem dan aplikasi, baik melalui infrastruktur Intranet maupun Internet/Ekstranet.
Bertitik tolak dari hal tersebut, pada penelitian ini akan merancang suatu sistem informasi dengan menggunakan teknologi web service. Penelitian ini diterapkan pada Sistem Distribusi Barang pada sebuah apotek yang memiliki beberapa cabang.

Beberapa alasan mengapa digunakannya web service  adalah sebagai berikut:
  1. Web service dapat digunakan untuk mentransformasikan satu atau beberapa bisnis logic atau class dan objek yang terpisah dalam satu ruang lingkup yang menjadi satu, sehingga tingkat keamanan dapat ditangani dengan baik.
  2. Web service memiliki kemudahan dalam proses deployment-nya, karena tidak memerlukan registrasi khusus ke dalam suatu sistem operasi. Web service cukup di-upload ke web server dan siap diakses oleh pihak-pihak yang telah diberikan otorisasi.
  3. Web service berjalan di port  80 yang merupakan protokol standarHTTP, dengan demikian web service tidak memerlukan konfigurasi khusus di sisi firewall.
Web service sendiri dibentuk dari :
  1. Service provider, merupakan pemilik Web Service yang berfungsi menyediakan kumpulan operasi dari Web Service.
  2. Service requestor, merupakan aplikasi yang bertindak sebagai klien dari Web Service yang mencari dan memulai interaksi terhadap layanan yang disediakan.
  3. Service registry, merupakan tempat dimana Service provider mempublikasikan layanannya. Pada arsitektur Web Service, Service registry bersifat optional. Teknologi web service memungkinkan kita dapat menghubungkan berbagai jenis software yang memiliki platform dan sistem operasi yang berbeda.

Web service

       Web service merupakan suatu komponen software yang merupakan selfcontaining, aplikasi modular self-describing yang dapat dipublikasikan, dialokasikan, dan dilaksanakan pada web [1]. Web service adalah teknologi yang mengubah kemampuan internet dengan menambahkan kemampuan transactional web, yaitu kemampuan web untuk saling berkomunikasi dengan pola program-to-program (P2P).
           Fokus web selama ini didominasi oleh komunikasi program-to-user dengan interaksi business-to-consumer (B2C), sedangkan transactional web akan didominasi oleh program-to-program dengan interaksi business-to-business.
  • Menggunakan UDDI dan DISCO sebagai sarana pencarian service
  • Menggunakan WSDL dan XML Schema sebagai sarana untuk menjelaskan informasi yang memadai kepada client tentang spesifikasi Web Services itu sendiri. Biasanya disertai dengan contoh penggunaannya bila parameter yang diperlukan hanya berupa tipe data primitif.
  • Format pesan yang digunakan sebagai sarana komunikasi Web Services dengan client maupun service lainnya didefinisikan dengan SOAP
  • Pengkodean pesan yang digunakan Web Services adalah dalam format XML
  • Transportasi pesan menggunakan protokol standar, yaitu HTTP, SMTP, dan lain-lainnya. 
Gambar 1. XML Web Service


eXtensible Markup Languange (XML)

      Extensible Markup Language (XML) dikembangkan mulai tahun 1996 dan mendapatkan pengakuan dari W3C pada bulan Februari 1998. Teknologi yang digunakan pada XML sebenarnya bukan teknologi baru, tapi merupakan turunan dari SGML (Standard Generalized Markup Language) yang telah dikembangkan pada awal 80-an dan telah banyak digunakan pada dokumentasi teknis proyek – proyek berskala besar.
Secara singkat, berikut ini adalah fitur-fitur yang ada di XML:
  • XML dapat menyimpan dan mengorganisir semua jenis informasi dalam bentuk yang kita suka (dapat disesuaikan dengan kebutuhan).
  • Sebuah open standard, XML tidak terikat dengan perusahaan atau perangkat lunak manapun.
  • Dengan Unicode sebagai karakter set standar, XML mendukung berbagai macam sistem penulisan (scripts) dan simbol. Dari karakter Skandinavia sampai ideograf bangsa China Han. XML menawarkan berbagai cara untuk memeriksa kualitas sebuah dokumen dengan aturan syntax, internal link checking, pembandingan dengan modul dokumen, dan datatyping.
  • Syntaks XML sederhana dan tidak mempunyai strukur yang ambigu. Sehingga mudah dibaca oleh manusia maupun program.
  • XML mudah untuk dikombinasikan dengan stylesheet untuk membuat format dokumen sesuai dengan style yang kita inginkan. 

          XML merupakan dasar terbentuknya web service yan digunakan untuk mendeskripsikan data. Pada level paling detail web service secara keseluruhan dibentuk diatas XML. Fungsi utama dari XML adalah komunikasi antar aplikasi, integrasi data, dan komunikasi aplikasi eksternal dengan partner luaran. Dengan standarisasi XML, aplikasi-aplikasi yang berbeda dapat dengan mudah berkomunikasi antar satu dengan yang lain. [MAU04]

Gambar 2. Struktur Minimum XML.

Simple Object Access Protocol (SOAP)

            SOAP merupakan protokol untuk pertukaran informasi dengan desentralisasi dan terdistribusi. SOAP merupakan gabungan antara HTTP dengan XML karena SOAP umumnya menggunakan protocol HTTP sebagai sarana transport datanya dan data akan dipertukarkan ditulis dalam format XML. SOAP adalah standar untuk bertukar pesan-pesan berbasis XML melalui jaringan komputer atau sebuah jalan untuk program yang berjalan pada suatu sistem operasi (OS) untuk berkomunikasi dengan program pada OS yang sama maupun berbeda dengan menggunakan HTTP dan XML sebagai mekanisme untuk pertukaran data. Karena SOAP mengunakan HTTP dan XML maka SOAP memungkinkan pihak-pihak yang mempunyai platform, sistem operasi dan perangkat lunak yang berbeda dapat saling mempertukarkan datanya. SOAP mengatur bagaimana request dan respon dari suatu web service bekerja.
       Pesan SOAP berbentuk seperti sebuah envelope yang berisi header (optional) dan body (required). Header berisi blok informasi yang berhubungan dengan bagaimana pesan tersebut diproses. Hal ini meliputi pe-routingan dan delivery setting, authentication atau authorization assertions, and transactioncontexts. Body berisi pesan sebenarnya yang dikirim dan diproses. Semua yang dapat ditampilkan dengan sintaks XML dapat dimasukkan dalam pesan body.


Gambar 3. SOAP Request


Gambar 4. SOAP Response


Web Services Description Language (WSDL)

               WSDL merupakan sebuah bahasa berbasis XML yang digunakan untuk mendefinisikan web service dan menggambarkan bagaimana cara untuk mengakses web service tersebut. Fungsi utama WSDL dalam web service adalah untuk mengotomasi mekanisme komunikasi business-to-business dalam web service melalui protokol internet.
         WSDL merupakan representasi kontrak antara requestor dan providernya. Secara teknis merupakan representasi kontrak antara kode klien dan kode di server. Dengan menggunakan WSDL klien dapat memanfaatkan fungsi-fungsi publik yang disediakan oleh server [TID01].



           Sebuah dokumen WSDL juga dapat mengandung unsur-unsur lain, seperti elemen ekstensi, dan elemen layanan yang memungkinkan untuk kelompok bersama-sama beberapa web service dalam satu dokumen WSDL tunggal.
Struktur utama dari dokumen WSDL adalah sebagai berikut:


WSDL Ports
elemen <port type> adalah hal yang terpenting di elemen WSDL.
Ini menggambarkan web service, operasi yang dapat dilakukan, dan pesan yang terlibat. element <porttype> dapat dibandingkan dengan fungsi library (modul atau kelas) dalam pemrogaman tradisional.
WSDL Messages
Elemen <message> mendefinisikan elemen data operasi.
Setiap pesan terdiri dari satu atau lebih bagian. Bagian dapat dibandingkan dengan parameter pemanggilan fungsi dalam bahasa pemrogaman tradisional.
WSDL Types
Elemen <types> mendifinisikan type data yang digunakan oleh web service.
Untuk netralitas platform yang maksimal, WSDL menggunakan syntax XML Schema untuk mendefinisikan type data.
WSDL Bindings

Elemen <binding> mendefinisikan format data dan protokol  untuk setiap type port.

Contoh WSDL
Ini adalah sebagian kecil sederhana dari sebuah dokumen WSDL.
Dalam contoh ini <porttype> mendefinisikan ‘glosary terms’ sebagi nama pelabuhan dan get terms sebagai suatu operasi.

Universal Discovery Description Integration (UDDI)

              Universal Discovery Description Integration (UDDI) mendeskripsikan bagaimana pelanggan potensial sebuah web service dapat belajar mengenai kapabilitasnya dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk membuat kontak awal dengan situs. Biasanya, kontak ini disertai download WSDL.
            Registry UDDI dapat berupa publik, privat, atau semi privat. Direktori publik mengijinkan siapapun di planet ini untuk untuk mengamati informasi yang disimpan pada registry. Registry privat tersembunyi dibelakan firewall organisasi masing-masing dan hanya dapat diakses oleh anggota organisasi. Registry semi privat  dibuka hanya untuk orang luat secara terbatas misalkan rekanan organisasi.

Jadi bisa disimpulkan:
  1. UDDI adalah singkatan untuk Universal Description, Discovery, and Integration
  2. UDDI adalah directory untuk menyimpan informasi mengenai web service
  3. UDDI adalah directory antarmuka web service yang dideskripsikan oleh WSDL
  4. UDDI berkomunikasi menggunakan SOAP

Representational State Transfer (REST)
REST adalah salah satu jenis web service yang menerapkan konsep perpindahan antara state. State di sini dapat digambarkan seperti jika browser meminta suatu halaman web, maka server akan mengirimkan state halaman web yang sekarang ke browser. Bernavigasi melalui link-link yang disediakan sama halnya dengan mengganti state dari halaman web. Begitu pula REST bekerja, dengan bernavigasi melalui link-link HTTP untuk melakukan aktivitas tertentu, seakan-akan terjadi perpindahan state satu sama lain. Perintah HTTP yang bisa digunakan adalah fungsi GET, POST, PUT, dan DELETE. Proses pengiriman dan penerimaan data dalam bentuk XML tanpa ada protocol pemaketan data, sehingga informasi yang diterima lebih mudah dibaca dan di­-parsing di sisi client.
Dalam pengaplikasiannya, REST lebih banyak digunakan untuk web service yang berorientasi pada resource. Maksudnya orientasi pada resource adalah orientasi yang menyediakan resource-resource sebagai layanannya dan bukan kumpulan dari aktifitas yang mengolah resource itu. Beberapa contoh web service yang menggunakan REST adalah : Flickr API, YouTube API, dan Amazon API.

Penerapan Web Service pada Integrasi Layanan Puskesmas dan Rumah Sakit

           Sistem yang ideal yang mampu mencakup keseluruhan bagian dalam rumah sakit. Dari sub-sistem yang menangani data pasien sampai masalah keuangan perusahaan. Desain sistem informasi rumah sakit sepenuhnya tergantung hasil negosiasi dengan pihak rumah sakit. Bisa dibuat sebuah sistem yang besar yang mencakup keseluruhan aspek dalam rumah sakit, atau bisa juga dipecah-pecah guna menyederhanakan pemetaan masalah. Hal-hal yang dicakup dalam sebuah sistem informasi rumah sakit antara lain:
  1. Penanganan pendaftaran pasien
  2. Penanganan dan pengolahan data sosial pasien
  3. Penanganan dan pengolahan data medis (diagnosa, tindakan, dan terapi) pasien
  4. Penanganan dan pengolahan data kunjungan pasien
  5. Penanganan pembayaran atas tindakan dan pelayanan (Tunai, Askes atau hutang)
  6. Penanganan pasien dirujuk/ rujukan
  7. Aplikasi Farmasi
  8. Aplikasi Gudang Material
  9. Aplikasi Kepegawaian
  10. Keuangan dan accounting rumah sakit
  11. Pelaporan internal (pada pihak management)
  12. Pelaporan eksternal

           Aplikasi web service minimal dapat digunakan pada point 6 dan 12 dari list cakupan sistem informasi rumah sakit diatas. Bisa juga pada point 5, apabila menyerahkan masalah pembayaran pada bank yang ditunjuk. Atau juga pada point 7 dan 8 guna transaksi dengan pihak distributor obat, alat kesehatan, dan alat tulis kantor. Teknis penerapan web service sepenuhnya tergantung kebutuhan dan kreatifitas pihak pengembang, dengan mempertimbangkan masalah security, jaringan yang digunakan, dan sistem yang dibuat. Berikut beberapa contoh penerapan web service:
  • Pada Penanganan pasien rujukan. Data-data yang perlu dikirimkan ketika merujuk pasien adalah data sosial, diagnosa, tindakan dan terapi yang pernah diberikan pada pasien. Data-data ini sudah terdapat pada lembar resume medis pasien. Berikut contoh penerapan web service dalam penanganan pasien rujukan:
    • Ketika ada pasien yang akan dirujuk, institusi kesehatan perujuk (A) langsung menembak database di institusi kesehatan penerima pasien rujukan (B) yang diantara keduanya terhubung oleh jaringan. Kelemahan sistem ini adalah ketika pasien tersebut tidak datang ke institusi B, namun malah datang ke institusi C karena alasan-alasan tertentu.
    • Institusi kesehatan perujuk mengupload/ mengirimkan data resume medis pasien yang akan dirujuk ke sebuah server dimana institusi kesehatan yang menerima rujukan dapat mengakses server tersebut kapan saja, kemudian ketika pasien rujukan datang, institusi kesehatan yang menerima pasien rujukan mengambil resume medis tersebut dari server. Kelemahan sistem ini adalah ketika banyak permintaan rujukan, sehingga mengakibatkan request menjadi lambat.
  • Pada Pelaporan Eksternal. Pelaporan eksternal adalah bentuk laporan yang dikirimkan ke pihak luar, dalam hal ini adalah dinas kesehatan setempat. Laporan yang harus ada adalah laporan RL 1 – 6. Contoh bentuk penerapan web service dalam pelaporan external antara lain:
    • Ketika sudah jatuh tempo untuk mengirimkan laporan, institusi kesehatan (client) mengupload laporan ke server dinas kesehatan dalam bentuk file ataupun data text dan memanggil fungsi untuk execute database.
    • Setiap kali sudah jatuh tempo, pihak dinas kesehatan merequest laporan ke masing-masing institusi kesehatan. Kemudian jika laporan belum siap, dinas kesehatan memberikan peringatan baik berupa telfon maupun dalam bentuk surat. Penerapan sistem ini harus ada kesepakatan antara pihak institusi kesehatan dan developer dengan dinas kesehatan. Lebih bagus jika dinas kesehatan, atau bahkan departemen kesehatan menerbitkan standar sistem informasi rumah sakit.

Over the Top Overview

          OTT (Over The Top) merupakan metode delivery layanan video atau audio secara streaming menggunakan media internet. Dalam hal ini, ISP (Internet Service Provider) atau penyedia layanan internet tidak terlibat dalam kendali dan distribusi konten itu sendiri. 
        Contoh layanan yang sudah menggunakan OTT adalah Netflix di US. Netflix menawarkan layanan OTT TV yang dapat Anda nikmati jika terhubung dengan internet dan dengan menjadi pelanggan bulanan, Anda bisa merasakan kenikmatan menonton TV Series dan film secara streaming lewat internet. Konsumen dapat mengakses konten OTT melalui PC (Personal Computer), laptop, set top boxes, dan console game seperti PlayStation 3 dan Xbox 360.  


Daftar Pustaka:


[WAH06]    Wahli, U., Burroughs, O., Cline, O., Tung, L., Services Handbook for WebSphere                               Application Server 6.1, 2006. [Online] tersedia : http:// www.redbooks.ibm.com/                                  redbooks/pdfs/
[GOT02]     Gottschalk, K., Introduction to Web services architecture, 2002. [Online] tersedia:                                http:// www. research. ibm.com/journal/sj/412/gottschalk.pdf.
[TID01]       Tidwell, D., Web Services: The Web’s next Revolution, 2001. [Online] tersedia: http://                        www6.software.ibm.com/developerworks/education/wsbasics/wsbasicsa4.pdf.
[MAU04]    Maulidya, Analisis Aplikasi Web Service Validasi Kartu Kredit. Thesis S2. Program                           Studi Ilmu Komputer UGM Yogyakarta; 2004.
[PUT13]      Nopa, P., Makassar Smart City, 2013. [Online] tersedia:                                                                         https://ikabuh.files.wordpress.com/2013/10/tugas-5-makassar-smart-city.pdf