Smart City
Smart City didefinisikan sebagai kota yang mampu menggunakan SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern (Information and Communication Technology) untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat.
Konsep Smart City merupakan konsep yang telah melalui penyempurnaan-penyempurnaan dari konsep yang telah terlebih dahulu berkembang dengan menambal kekurangan-kekurangan yang ada dan mempertimbangkan aspek-aspek yang mungkin belum ada pada konsep-konsep berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang telah muncul sebelumnya. Konsep ini pada akhirnya tidak hanya mendasarkan pembangunan dan pengelolaan kota dalam dimensi teknologi, namun juga mencakup dimensi manusia dan dimensi institusional
Sehubungan dengan sedang berkembangnya konsep Smart City, pemahaman terhadap konsep Smart City ini belum jelas dan konsisten. Kota-kota yang disebut Smart City pada awalnya memiliki terobosan baru dalam penyelesaian-penyelesaian masalah di kotanya, yang kemudian sukses meningkatkan performa kotanya. Pada umumnya, pembangunan kota-kota ini menuju Smart City diawali dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang biasanya bersifat parsial, pada masalah-masalah prioritas. Sebagai contoh, Kota Amsterdam yang mendasarkan penggunaan TIK untuk mengurangi polusi, atau Kota Tallim, sebagai ibukota Estonia yang memulai pengelolaan kota yang cerdas dari segi pemerintahannya dengan e-government dan menggunakan smart ID card dalam pelayanan bagi penduduknya, maupun Kota Songdo di Korea Selatan yang mendasarkan pengembangan kota berbasis TIK untuk mengembangkan Songdo sebagai pusat bisnis internasional.
Smart city dapat didefinisikan menjadi 6 dimensi, yaitu:
- Smart Goverment (Pemerintahan Pintar)
- Smart Economy (Ekonomi Pintar)
- Smart Live (Hidup pintar)
- Smart Living (Lingkungan pintar)
- Smart People (Orang/Masyarakat Pintar)
- Smart Mobility (Mobilitas pintar)
Pengertian 6 Sumbu Utama Smart City
- Ekonomi pintar (inovasi dan persaingan) : maksudnya ini adalah semakina tinggi inovasi-inovasi baru yang ditinkatkan maka akan menamnabah peluang usaha baru dan mningkatkan persaingan pasar usaha/modal.
- Mobilitas pintar (transportasi dan infrastruktur) : Pengelolaan infrastruktur kota yang dikembangkan di masa depan merupakan sebuah sistern pengelolaan terpadu dan diorientasikan untuk menjamin keberpihakan pada kepentingan publik.
- Masyarakat pintar (kreativitas dan modal sosial) : Pembangunan senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi (economic capital), modal manusia (human capital) maupun modal sosial (social capital). Kemudahan akses modal dan pelatihan-pelatihan bagi UMKM dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mereka dalam mengembangkan usahanya. Modal sosial termasuk elemen-elemennya seperti kepercayaan, gotong royong, toleransi, penghargaan, saling memberi dan saling menerima serta kolaborasi sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berbagai mekanisme seperti meningkatnya rasa tanggungjawab terhadap kepentingan publik, meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat kejahatan
- Lingkungan pintar (keberlanjutan dan sumber daya) : lingkungan pintar itu berarti lingkungan yang bisa memberikan kenyamanan,Keberrlanjutan sumber daya,keindahan fisik maupun non fisik, visual maupun tidak,bagi masyarakat dan publik.lingkngan yang bersih tertata, RTH yang stabil merupakancontoh dari penerapan lingkungan yang pintar.
- Cerdas hidup (kualitas hidup dan kebudayaan) : Berbudaya, berarti bahwa manusia memiliki kualitas hidup yang terukur (budaya). Kualitas hidup tersebut bersifat dinamis, dalam artian selalu berusaha memperbaiki dirinya sendiri. Pencapaian budaya pada manusia, secara langsung maupun tidak langsung merupakan hasil dari pendidikan. Maka kualitas pendidikan yang baik adalah jaminan atas kualitas budaya, dan atau budaya yang berkualitas merupakan hasil dari pendidikan yang berkualitas.
- Pemerintahan yang cerdas (pemberdayaan dan partisipasi). : Kunci utama keberhasilan penyelengaraan pemerintahan adalah Good Governance. Yaitu paradigma, sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas ditambah dengan komitmen terhadap tegaknya nilai dan prinsip “desentralisasi, daya guna, hasil guna, pemerintahan yang bersih, bertanggung jawab, dan berdaya saing”.
Enam dimensi itu berhubungan dengan teori regional dan neoklasik pertumbuhan dan pembangunan perkotaan tradisional. Secara khusus, dimensi tersebut didasarkan pada daya saing masing-masing daerah, seperti transportasi, ICT, ekonomi, sumber daya alam, social, pemerintahan, dan lain-lain.
Konsep smart city:
- Sebuah kota berkinerja baik dengan berpandangan ke dalam ekonomi, penduduk, pemerintahan, mobilitas, lingkungan hidup
- Sebuah kota yang mengontrol dan mengintegrasi semua infrastruktur termasuk jalan, jembatan, terowongan, rel, kereta bawah tanah, bandara, pelabuhan, komunikasi, air, listrik, dan pengelolaan gedung. Dengan begitu dapat mengoptomalkan sumber daya yang dimilikinya serta merencanakan pencegahannya. Kegiatan pemeliharaan dan keamanan dipercayakan kepada penduduknya.
- Smart city dapat menghubungkan infrastuktur fisik, infrastruktur IT, infrastruktur social, dan bisnis infrastruktur untuk meningkatkan kecerdasan kota.
- Smart city membuat kota lebih efisien dan layak huni
- Penggunaan smart computing untuk membuat smart city dan fasilitasnya meliputi pendidikan, kesehatan, keselamatan umum, transportasi yang lebih cerdas, saling berhubungan dan efisien.
Tujuan Smart City
Tujuan dari konsep smart city ini adalah untuk mengatasi berbagai karakteristik inovasi ekosistem oleh semua gagasan smart city diantaranya menjadi kota hijau, saling berhubungan, terpadu untuk semua lapisan dan bentuk kota. Perencanan smart city menggunakan model referensi untuk menentukan konsep tata letak kota yang cerdas dan berkarakter. Smart city ini pada intinya memiliki 6 dimensi yaitu ekonomi yang cerdas, mobilitas cerdas, lingkungan pintar, orangnya cerdas, cerdas dalam hidup dan akhirnya pemerintahan yang cerdas pula. Konseptual Smart city dapat digunakan juga untuk evaluasi kemampuan inovatif pererencanaan kota. Selain itu model ini juga dapat untuk sinkronisasi dan pengoptimalan kota investasi dalam ekonomi dan broadband.
Tujuan utama dari pembangunan sebuah “Kota Pintar” (Smart City) adalah bagaimana kita melestarikan lingkungan, meningkatkan daya saing ekonomi dan membangun masyarakat yang madani. Institut investasi Indonesia (3i) bersama Federasi Pembangunan Perkotaan Indonesia (FePPI), Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) berkepentingan untuk memulai kampanye pembangunan perkotaan di Indonesia agar menjadi lebih cerdas dan lebih sukses, sebuah “Kota Pintar” yang mampu mendukung masyarakatnya untuk hidup makmur, adil dan sejahtera.
Contoh Fasilitas Kota Berkonsep Smart City
Teknologi modern serta perencanaan kota yang ramah lingkungan telah menghasilkan sejumlah inovasi baru. Banyak kota besar di dunia berusaha meningkatkan keseimbangan secara berkelanjutan, yang akan menjadi daya tarik kota itu sendiri. Berbagai macam inovasi berkembang ke berbagai unsur layanan kota pintar. Berikut adalah contoh dari fasilitas kota dengan konsep “Smart City”:
- Perumahan dan Gedung Perkantoran
Untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dalam pengoperasian bangunan dan konstruksi, di beberapa kota telah dilakukan perbaikan pada infrastruktur serta sertifikasi bangunan untuk mengurangi penggunaan listrik dan air. Penggunaan “smart metering” dan “smart building” teknologi membantu memaksimalisasi kontrol penggunaan.Pengaturan kode etik dalam proses pembangunan, standarisasi dan sertifikasi adalah salah satu cara penting untuk menciptakan bangunan yang ramah lingkungan. Banyak kota telah menjalankan program pengawasan kodeetik dan standar dalam proses pembangunan dan renovasi gedung.
- Pengelolaan sumber daya alam
Dalam hal pasokan dasar sumber daya alam, banyak kota yang bekerja keras untuk mengurangi intensitas karbon dari energi yang digunakan masyarakat serta meningkatkan efektifitas, efisiensi pasokan dan jaringan distribusi.Berbagai sumber energi terbarukan seperti energi tenaga air, angin, sampah, ombak, matahari, dan panas bumi akan menjadi sumber energi penting. Pada tahun 2010, lebih dari 100 negara telah menetapkan target untuk energi terbarukan, naik dari hanya 55 negara pada tahun 2005. Sampai tahun 2020 penggunaan energi terbarukan ditargetkan sekitar 15% hingga 25%, tetapi ada beberapanegara sudah melampaui target ini.
- Kesehatan dan keselamatan
Teknologi informasi dan telekomunikasi secara inovatif telah mengubah kemampuan kota untuk menyediakan.pelayanan kesehatan jarak jauh kepada masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di panti jompo dan daerah terpencil.Penerapan teknologi modern merupakan bagian terpenting dari proyek ini.Beberapa pasien dilengkapi dengan perangkat yang dapat mengukur tekanan darah dan glukosa darah secara otomatis, menggunakan sebuah televisi “set-top box” yang berfungsi sebagai computer yang mampu meng-upload hasil tes ke Service Center Telecare. Para perawat kemudian menganalisa hasil diagnosa tersebut dan merekomendasikan perawatan yang diperlukan.Salah satu manfaat dari program ini adalah bahwa pasien tidak harus meninggalkan tempat tinggalnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
- Pendidikan dan budaya
Model pelayanan pendidikan pada kota pintar (Smart City) baik negeri maupun swasta, diterapkan terutama menggunakan teknologi modern. Termasuk penyediaan fasilitas untuk kegiatan rekreasi dan kebudayaan seperti :musik, teater, olahraga dan kegiatan rekreasi lainnya. Tidak kalah pentingnya, pendidikan dalam konteks Kota Pintar (Smart City) adalah kebutuhan untuk melibatkan masyarakat dalam proses pendidikan, dimana akan terjadi perubahan perilaku untuk menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan keseluruhan aspek keberlanjutan dan kesehatan lingkungan kota.
Bagaimana Cara Membangun Smart City?
Berikut ini adalah beberapa faktor yang penting untukdipertimbangkan saat merencanakan sebuah kota menjadi Smart City:- Mendorong dan mengembangkan pola baru struktur kepemimpinan dan tata kelola kota.
- Bekerjasama dengan melibatkan semua pihak
Untuk berhasil melaksanakan misi
sebagai Kota pintar, Pemimpin Kabupaten/Kota harus dapat bekerjasama menyelaraskan
kepentingan dan tujuan dari berbagai sektor, lembaga masyarakat, sektor
swasta dan seluruh komponen masyarakat.
- Membangun dan menggunakan infrastruktur pintar
Pemimpin Kabupaten/Kota harus
mulai menjajaki teknologi dan konsep infrastruktur yang modern,
terintegrasi dan pintar. Dengan cara menghadiri konferensi dan pameran
teknologi di seluruh dunia sehingga memiliki pengetahuan dan menimba pengalaman
dari berbagai kota di negara lain sehingga akan lebih mudah untuk memulai
inisiatif pembangunan kota pintar di daerahnya.
- Mempersiapkan model pembiayaan yang mampu menjawab tantangan dan peluang ke depan
Model standar pembiayaan
investasi infrastruktur konvensional biasanya tidak memadai dalam
membangun sebuah kota pintar, sehingga diperlukan model dan pendekatan
baru. Misalnya, menggunakan tabungan dari teknologi dengan model jatuh
tempo seperti smart meter, bisa mendanai penelitian teknologi lainnya dan
pengembangan bersama berbagai bagian dari infrastruktur pintar.
Dalam kebanyakan kasus, kemitraan
publik-swasta akan dapat mendanai investasi infrastruktur yang dibutuhkan untuk
merevitalisasi kota. Misalnya, 1990-2009, lebih dari 1.400 kemitraan
publik-swasta, yang mewakili sekitar $ 350 miliar modal kerja, telah
didirikan di seluruh Uni Eropa dalam mendukung pembanguan Kota Pintar.
Pengelolaan kota bisa menjadi
katalisator untuk menyatukan sektor publik dan swasta dalam membangun
model pembiayaan dan managemen yang menghasilkan pola kemitraan yang
lebih baik. Pendekatan ini membutuhkan inisiatif dan koordinasi dari semua
pihak, baik pemerintah maupun pihak swasta. Koordinasi dan kerjasama yang baik
dapat menyelaraskan kepentingan dan keseimbangan pembagian risiko di
antara semua pihak.
Model Pembiayaan :
Untuk membangun dan mengembangkan
sebuah kota konvensional menjadi Kota Pintar dapat menggunakan sumber
pembiayaan sebagai berikut;
- APBN dan APBD
Sumber pendanaan ini merupakan
pendanaan yang sudahdilakukan selama ini dalam membangun kota, yaitu dari Anggaran
Pemerintah termasuk dari Anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
yang cukup terbatas, dengan pola perencanaan pembangunan tiap tahun dan
dieksekusi pada tahun berikutnya. Kekurangan dari pola pendanaan ini
adalah sulit menciptakan program pembangunan yang berkelanjutan.
- Obligasi Daerah
Pendanaan bersumber dari obligasi
daerah merupakan pendanaan dengan melibatkan masyarakat untuk bisa menjadi
shareholder pada pembangunan di kotanya. Sumber dana dari capital market
yang cenderung memilki kemampuan sebagai sumber dana tanpa batas. Obligasi daerah
bisa menjadi potensi pendanaan masa depan untuk mewujudkan Kota Pintar
dengan melibatkan masyarakat dan pelaku bisinis di daerah untuk aktif
sebagai shareholder.
- Public Private Partnership (PPP)
PPP atau Kemitraan Pemerintah
Swasta menjadi alternativependanaan yang cukup mudah diterapkan untuk
pembangunankota, yaitu melibatkan swasta untuk membantu mendanai program-program
pemerintah dengan diberikan hak kelola pada swasta dalam durasi konsesi
kerjasama tertentu.
- Foreign Direct Investment (FDI)
Foreign Direct Investment adalah
sumber pendanaan yang secara langsung datang dari investor asing, untuk mendanai
program-program pembangunan perkotaan. FDI akan membutuhkan dukungan
kemudahan administrasi dari Pemerintah Kota untuk mencairkan dana dari asing tersebut.
FDI bisa untuk mendanai program pemerintah atau kerjasama langsung dengan
swasta.
- Specific Purposed Bonds (SPB)
Specific Purposed Bonds juga
merupakan sumber pendanaan masa depan yang sangat baik. Program pemerintah
yang sangat besar misalnya membangun MRT (Mass Rapid Transport) atau
membangun sistem transportasi massal yang memerlukan investasi yang sangat
besar, dimana terjadi situasi Pemerintah tidak sanggup mendanai dan Swasta
juga tidak berani mendanai, sehingga SPB bisa menjadi solusi dengan
menerbitkan bonds/saham yang khusus untuk membangun MRT dan saham
ditawarkan pada masyarakat. Masyarakat yang memahami arti penting adanya
transport masal yang effektif di sebuah kota akan dengan senang hati
akan membeli saham tersebut dan akan ikut aktif berpartisipasi agar
program tersebut dapat terealisasi danterjaga dengan baik.
http://etd.ugm.ac.id/index.phpmod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&file=343100.pdf&potongan=S2-2013-343100-chapter1.pdf&ftyp=potongan&tahun=2013
http://www.slideshare.net/PutuShinoda/putu-smartcity-22-feb-2014
Referensi:
https://staff.blog.ui.ac.id/jp/2014/12/18/sistem-smart-city-jakarta/http://etd.ugm.ac.id/index.phpmod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&file=343100.pdf&potongan=S2-2013-343100-chapter1.pdf&ftyp=potongan&tahun=2013
http://www.slideshare.net/PutuShinoda/putu-smartcity-22-feb-2014
Wynn casinos don't give away free coins - Dr. NerdWallet
BalasHapusWynn 여수 출장안마 casinos 김제 출장안마 don't give away free coins, however, 영천 출장마사지 with slots. The 남양주 출장마사지 casino is 청주 출장마사지 giving away free coins to charity.